Gua kembali ke dalam rutinitas lama yang sempat terabaikan. Rutinitas yang selalu gua lakukan usai menggelar sebuah pameran bersama "ruang kecil", yaitu membuat buku. Atau lebih tepat disebut mendokumentasikan foto dalam sebuah buku.
Yah, karena buku yang gua buat ini seperti album foto dari karya yang telah dipamerkan. Bedanya, foto-foto tersebut dicetak di lembar art paper dan disusun atau di-layout layaknya buku foto karya fotografer profesional.
Tapi, meski dicetak layaknya buku foto, buku ini hanyalah media dokumentasi dari foto yang pernah dipamerkan. Hanya sekadar sarana pengingat dan penambah referensi bagi para penghuni ruang kecil. Makanya, buku ini hanya dicetak 1 eksemplar setiap judulnya dan disimpan di ruang kecil.
Buku yang kali ini gua susun adalah "Jejak Barat Jawa". Buku itu berisi foto-foto dari pameran dengan judul yang sama, Jejak Barat Jawa yang dilaksanakan pada 18-25 Oktober 2013 lalu. Pameran tersebut adalah pameran besar yang dilaksanakan di luar kampus tepatnya di Depok Town Square, Depok, Jawa Barat. Sungguh sayang kalau gak ada yang bisa "merekam" karya-karyanya.
Selisih hampir dua tahun dari pamerannya. Draft buku itu sebenarnya sudah jadi dari pertengahan tahun lalu. Tapi gak jadi gua cetak karena ada satu foto stori yang narasinya hilang dan tidak bisa ditulis ulang oleh fotografernya.
Berbulan-bulan tersimpan di harddisk hingga pada Juni kemarin seorang kawan memberikan ide untuk tetap mencetaknya. "Lo tulis aja narasi tanya langsung ke fotografernya," ujar teman gua santai. Sebenarnya ada juga saran untuk tidak menyertakan foto tersebut, tapi menurut gua itu sama saja menghilangkan bagian dari pameran tersebut.
Ide menambahkan keterangan pada foto "tak bernarasi" itupun gua aplikasikan ke buku ini. Apalagi kalau mengingat tujuan dari pembuatan buku ini adalah media dokumentasi yang (mungkin) nanti bisa jadi bahan referensi bagi karya-karya selanjutnya dari penghuni Ruang Kecil.
Cover belakang dan depan buku Jejak Barat Jawa. Dok. Kaphac 32 |
Dengan perubahan di sana-sini atas saran penghuni Ruang Kecil, buku ini pun selesai berbarengan dengan usainya Ramadan tahun ini. Juga dengan patungan dari teman-teman buku ini gak cuma selesai dalam bentuk softcopy, tapi juga selesai dicetak. Dan akan segera menjadi penghuni Ruang Kecil menemani Susur Pasar, Diversitas, juga City Scene yang lebih dulu berada di sana.
Jejak Barat Jawa mungkin buku terakhir yang gua susun untuk Ruang Kecil. Semoga kehadirannya menjadi semangat untuk karya selanjutnya yang akan memenuhi ruangan yang selalu terasa luas bila tak berpenghuni.