-->

Story Time #16++TripToTidung

16 Trip to Tidung - www.paulpolos.blogspot.com

Story time, begitulah nama yang gua pakai buat nyeritain perjalanan gua ke Tidung bareng anak 16 beberapa waktu yang lalu. Kenapa Story Time? yah karena gua nyeritainnya berdasarkan urutan waktu kejadian. Maklumlah gua kaga tau nama jenis tulisan yang kaya gitu apaan, jadi gua namain aja Story Time.
Tanggal  18 - 21 Juni 2012 kemarin, gua melakukan trip ke Pulau Tidung bareng ama angkatan 16. Sayang, gak semua angkatan 16 bisa ikut di trip kali ini. Dari 12 orang hanya 7 yang ikut yaitu, Gua, Rara, Indah, Yuda, Joni, Cahyo, Ika. Untungnya kita kedatangan 3 temen baru dari caang 17 yang ikut bareng kita jadi trip kali ini gak sepi, mereka itu Devi, Fitrah, Oca. Karena mereka jugalah perjalanan kali itu gua kasih nama "16++TripToTidung".


Oke Story Time-nya kita mulai:
18 Juni 2012, PETUALANGAN DIMULAI
23.00, setelah packing dan berdoa kami berangkat ke kampung rambutan dengan naek angkot kecil. Dari Kp Rambutan perjalanan dilanjutin menggunakan Bis menuju grogol. Di dalam bis gua duduk di bangku belakang dengan posisi 2 keril (yang dibawa Gua dan Yuda) berada tepat di atas kepala gua. Sepanjang perjalanan gua ama Yuda yang waktu itu duduk di samping gua, harus was-was takut kalo tiba-tiba tuh keril ngegelinding nimpah pala kita. Di tengah perjalanan ada banci naek, beruntung dia kaga duduk di belakang. tapi sial buat Joni karena tuh banci duduk di sampinnya.

23.50, kami sampai di Grogol. Sempet terjadi mis di Grogol waktu kita mau naek angkot. Yuda pengen naek angkot yang bener-bener sepi karena melihat bawaan kita yang terlalu banyak, sedangkan Indah memilih naek angkot yang sudah mau jalan dan itu berarti harus berbagi tempat dengan penumpang yang lain. Anak-anak memilih indah dan akhirnya kami harus bersempit ria di dalam angkot, bahkan Yuda sampai harus gantung di pintu angkot dengan satu kaki berada di jendela. maklumlah saat itu yang gantung ada 3 orang. Untung saja tidak ada macet jadi perjalanan grogol-angke terasa cepat. Satu per satu penumpang pun turun, Yuda akhirnya bisa duduk di dalam. Ternyata hanya rombongan kami yang numpang sampai angke. Setelah sampai kami pun turun dan lekas membayar.

19 Juni 2012, WELCOME TO TIDUNG
00.30, kita memang sudah terlalu malam saat sampai di Muara Angke. Di sini gak ada penginapan untuk sekedar bermalam dan tidur di kasur empuk, Ini PASAR IKAN bung! yang ada hanya genangan air dengan bau amis dan jajaran ikan beserta teman-teman lautnya. Hahahahha...,Tapi bukan Fighter namanya kalo nyerah dengan kondisi kaya gini. Kita memilih untuk tidur depan ATM pom bensin Muara Angke karena teras depannya cukup untuk kita tiduri dan lantainya cukup bersih juga untuk kita tiduri, setidaknya tidak ada genangan air di sana. sebelum tidur kami menyempatkan untuk makan malam bareng dengan lauk berupa kerupuk dan orek yang di bawa oleh Cahyo. Nasinya? kita beli di warung di Muara Angke. Makan malam yang begitu sederhana tapi tersa begitu istimewa karena kebersamaan kita.

05.37, Setelah tidur dengan berbagai gaya (sebenernya gua baru bisa tidur pas dekat azan subuh) kami dibangunkan dengan azan subuh. kami pun lekas cuci muka, bersih-bersih, sholat, dan beres-beres untuk bergegas ke dermaga. Kami sempat berfoto bersama sebelum meninggalkan tempat bermalam kami.

06.29, Kami naik ke kapal setelah mengurus tiketnya. Penuh dan sumpek begitulah isinya, tapi beruntung buat Yuda ama si Cahyo. Mereka duduk di belakang dan bisa tiduran  karena disana gak ada lagi yang duduk kecuali 2 orang cewe cantik. wiiii... pasti seneng banget tuh si botak ama aduy. Tapi, kesenangan itu gak berlangsung lama karena si 2 wanita cantik tersebut lekas meninggalkan 2 temen gua itu setelah tau bahwa bagian bawah kapal masih kosong.

 08.58, Gw terbangun dari tidur, namun karena kondisi kapal yang masih terombang-ambing gelombang dan membuat gw mual akhirnya gw memilih untuk tidur lagi. Karena gw gak mau kalo harus muntah untuk kedua kalinya.

Tiba di Pulau Tidung.
09.31, Seisi kapal gempar berebut untuk keluar dari kapal. kami telah sampai di Pulau Tidung.
Yap, WELCOME TO THE TIDUNG ISLAND!

10.39, Duduk dipinggiran pantai sambil menikmati birunya langit dan birunya laut. setelah lelah berjalan kaki mengitari Pulau Tidung untuk mencari tempat yang tepat untuk nge-camp.

11.38, Makan siang atau mungkin makan pagi? soalnya seingat gw kami belum makan tadi pagi. yang pasti kami makan saat ini. Di bawah pohon besar, seberang kantor polisi kami makan dengan lauk yang semalam.

13.00, Tenda sudah berdiri, kami camping di belakang kantor Polsek Pulau Tidung. Kondisi pantai yang tidak didatangi oleh wisatawan lain, membuat pantai ini terasa milik pribadi. Bocah pun langsung pada main pasir.

13.19, ngerujak jambu di pinggir pantai.

16.41, Fitrah, Indah, Rara, Joni, Oca dan Ika pergi untuk ber-snorkling. Sedangkan Gw, Yuda, Devi dan Cahyo masih asik menan pasir.

18.36, seperti yang sudah diinformasikan oleh pak polisi, bahwa air laut akan naik dimalam hari. dan itu terjadi pada kami.
kami pun segera mengungsikan barang-barang kami ke dalam rumah dinas polisi yang ada di belakang pantai. kami mengungsikannya setelah mendapat tawaran untuk pindah dan takut bila air benar-benar melebihi batas tenda kami. Kini yang tersisa hanyalah tenda tanpa isi.

19.17, ketakutan kami terjadi. Air naik hingga melebihi batas tenda kami. Tenda pun akhirnya di bongkar saat itu juga dan kami pindah ke dalam rumah yang sebelumnya telah kami bersihkan.
Rencana untuk tidur di tenda pun gagal berubah menjadi 'homestay-homestay-an'.

19.56, kehadiran caang di perjalanan ini membuat kami mengisi waktu malam dengan sharing tentang fotografi. Yuda yang berstatus Divisi Pendidikan juga sempat ngasih beberapa materi ke caang.

20 Juni 2012, LAST NIGHT
03.35, gw terbangun dari tidur. Awalnya gua bangun untuk minum dan cas HP, tapi mendengar suara mendengkur Ika membuat gw kesulitan untuk tidur lagi.
Setelah air laut naik dan menggagalkan rencana camping kami. Kami pun tidur di rumah dinas pak polisi. Di sana kami tidur dalam satu ruangan, tersusun rapih seperti ikan asin yang sedang dijemur.

05.00, alarm kami berbunyi serentak. Satu per satu dari kami terbangun. Setelah shalat, tanpa bersih-bersih karena malas, kami berkumpul di teras depan untuk sekedar minum-minuman anget sembari berdialog pagi. Kami bicara tentang air yang telah surut, tentang langit yang indah, tentang suara-suara aneh semalam, hingga tentang apa yang akan kita lakukan hari ini.

08.00, Ditemanin mentari pagi, kami sarapan di pinggir pantai. Lauknya memang sederhana, tapi kebersamaannya lah yang membuat sarapan ini jadi istimewa.
Seusai makan kami bercengkrama dengan berbagai topik, dari yang serius sampai yang gak perlu diurus. Ada juga yang motret atau berjalan-jalan.

Menjelang siang, kami menyegarkan diri dengan es kelapa yang kopyorkan. Kami juga sempat bermain demplak dengan hukuman buat yang kalah menceburkan diri ke laut. Hari itu Ika yang apes, karena dia kalah dari kami semua. Meskipun Ika yang kalah, kenyataannya kami semua tetap diceburin ke laut. (basah lagi...)

Sore harinya, kami menjadi dua kubu dengan tujuan berbeda. Gw, Yuda dan Cahyo pergi beli ikan dan cumi ke tempat pelelangan ikan di pulau ini untuk makan malam. Sedangkan sisanya jalan-jalan ke jembatan penghubung Tidung kecil dan Pulau Tidung untuk senang-senang.
Ini menjadi kali kedua gw nyari makanan buat makan malam dan itu selalu di sore hari. Seru si tiap sore jalan-jalan muterin pulau, bertemu dan berinteraksi dengan penduduk sekitar, tapi begitu sampai lokasi kaki serasa mau lepas. Capek jalan.

20.14, Malam ini menunya adalah ikan dan cumi bakar yang gw, Yuda, Cahyo beli sore tadi. Setelah makan dan ngobrol kami pun lekas tidur. Kali ini posisi tidurnya lebih rapih dari malam sebelumnya.

Ini adalah malam terakhir kami di Pulau Tidung karena besok pagi kami harus segera ke dermaga untuk menyebrang ke Muara Angke, dan Pulang.

21 Juni 2012, PULANG
Berfoto di Kantor Polisi dan depan dermaga Pulau Tidung.
06.09, Setelah bikin makanan kecil buat sarapan, kita beres-beres semua peralatan. Kita packing karena pagi ini kita udah harus meninggalkan pulau ini.

Sebelum ke dermaga kami juga berpamitan ke pak polisi yang udah ngijinin kita untuk bermalam di belakang kantor-nya. Kami juga menyempatkan diri untuk berfoto-foto di depan kantor tersebut.

Hari masih pagi saat kami sampai di dermaga. Sambil menunggu kapal berangkat kami pun mengisinya dengan berfoto-ria dan bercanda gurau. perjalanan di kapal tak sepenuh saat berangkat ke tidung dan gua juga enggak muntah lagi. maklum sebelumnya gua udah minum obat anti-mabok.

10.34, setelah perjalanan sekitar 2 jam, akhirnya kami sampai di Angke. Rencananya perjalanan akan kami lanjutkan dengan menggunakan angkot menuju stasiun beos (Jakarta Kota).

Kami pun menunggu angkot di Pom Bensin yang pernah menjadi tempat singgah kami saat akan pergi ke Tidung.

11.34, setelah mendapatkan mobil, kami pun bergegas menuju beos. Sesampainya di sana kami langsung melipir ke warung makan. Iya, ini memang waktunya makan siang dan uang patungan pun masih ada sisa.

Usai makan kami pun langsung bergegas masuk ke stasiun untuk membeli tiket dan menunggu kereta yang akan mengantar kami ke stasiun Lenteng Agung.

Merujak sambil nunggu kereta.
12.36, selagi menunggu kereta yang tak kunjung datang, kami pun menyegarkan siang panas kami dengan merujak di peron stasiun. Mengampar diantara lalulalang orang-orang.

14.08, akhirnya kereta yang kami tunggu tiba di stasiun. Segera kami masuk dan mencari tempat yang 'pe-we' untuk sekedar bersandar. Ada yang duduk tenang, ada yang terpaksa berdiri karena penuh, ada juga yang memilih duduk dilantai dekat pintu sekalian jagain tas.

14.59, Welcome Home!!!
Kami sampai di Lenteng Agung, tempat perjalanan ini dimulai dan berkhir.
Dari stasiun Lenteng kami menuju kampus dengan berjalan kaki. yah JALAN KAKI. Hmm yap! ini adalah  keputusan bersama untuk berjalan kaki karena menurut kami jarak stasiun ke kampus dekat, meskipun akhirnya pas sampai kampus semua mengeluh CAPEK dan PEGEL.

Begitulah story time trip ke Tidung yang masih tersisa di handphone gua.
Hangat kebersamaan, canda kegelian, tawa kebahagiaan, marah kekesalan, semua terangkum dalam perjalan itu.

Bukan seberapa jauh kita melangkah, tapi dengan siapa kita melangkah yang akan membuat perjalanan itu menyenangkan.
LihatTutupKomentar